TEKNIK PEWARNAAN BATIK DENGAN COLETAN

Mencolet adalah memberi warna dengan alat dari rotan atau kuas dengan cara digambarkan pada motif tertentu yang dibatasi oleh garis-garis malam sehingga warna tidak merembes ke area lain. Biasanya untuk coletan dipakai zat warna remasol, rapid atau indigosol.


Langkah-langkah mencolet menggunakan zat warna indigosol sebagai berikut:
 Di daerah pantai utara seperti Gresik, pewarnaan secara ini disebut dulitan dan kain batik yang dihasilkan disebut kain dulitan. Hal ini sudah dikerjakan sejak dulu kala.Teknik colet sering juga disebut dengan teknik lukis.


  1. Siapkan alat dan bahan untuk mencolet. Alat yang biasanya digunakan adalah kuas atau rotan dan gelas aqua. Ukuran kuasnya bisa bervariasi tergantung kebutuhan. 
  2. Bersihkan meja coletan dan aturlah kertas koran untuk alas. Selain alas koran, bisa juga menggunakan busa ataupun karung goni. Kenapa harus menggunakan alas ya ? Alasannya simpel, agar warna gak mbleber (warna hanya mengenai bidang yang dikehendaki aja) 
  3. Bentangkan kain yang sudah selesai dibatik di atas meja dengan sisi rengrengan (sisi batikan yang bagian muka) di sebelah atas... Jangan sampai terbalik ... :)
  4. Untuk coletan digunakan zat warna Indigosol. Pemilihan zat warna Indigisol dikarenakan warna-warna lebih cerah dibanding zat warna napthol yang cenderung warna gelap. Timbanglah zat warna sesuai dengan resep. Cara menimbang warna, satu demi satu. Atau dapat juga sekaligus bila bagian-bagian yang dicolet tidak terlalu banyak. Semua zat warna ditimbang dan kemudian dilarutkan masing-masing dalam tempat tersendiri. Penimbangan sangat penting dilakukan agar warna sesuai dengan yang dinginkan dan tidak terjadi kesalahan dalam pewarnaan. Nah, sekarang siapkan 2 larutan. Larutan I adalah campuran zat warna Indigosol, nitrit dilarutkan dengan air panas. Perbandingan untuk 1 meter kain untuk celupan adalah 5 gram Indigosol, 7 gram nitit (Na No2) dan 1 liter air panas. Jika hanya coletan saja maka takaran bisa menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Larutan II adalah untuk pembangkit warna. Perbandingannya 20 cc Hcl dicampur 2 liter air dingin. Perbandingan ini harus pas, jika perbandingan tidak pas akan terjadi kesalahan sangat fatal. Jika air Hcl melebihi takaran, akan menyebabkan kain rusak atau rapuh bahkan efek yang terlihat langsung adalah berlubang dan mudah sobek. Jikaterlalu banyak air dingin akan menyebabkan tidak munculnya warna coletan... harus hati-hati ya.... 
  5. Ambillah kuas rotan yang sudah disiapkan dan mulailah mencolet. Untuk mempermudah pelaksanaannya, pencoletan dikerjakan dari sebelah sisi panjang kain, dari ujung kiri sampai ujung kanan melebar separo lebar kain. Kemudian dari sebelah sisi panjang kain yang satu, dari ujung kanan ke kiri, juga selebar setangah kain. Setelah semua warna dicoletkan, kemudian dikeringkan untuk selanjutnya mencolet sisi terusan sampai selesai seluruh permukaan terusan dan dikeringkan di bawah sinar matahari, untuk menolong mempercepat pembangkitan warna. Ada beberapa warna Indigosol yang tidak memerlukan sinar matahari, yaitu warna pink dan hijau. Namun untuk mendapatkan warna yang maksimal sebaiknya tetap dikeringkan dengan sinar matahari. Hindari teknik mencolet di kala musim hujan kalo tidak ingin mendapat hasil yang mengecewakan ...atau jika terpaksa, gunakan zat warna napthol untuk pencoletan. 
  6. Siapkan larutan pembangkitkan warna air. 
  7. Masukkan kain yang sudah kering coletannya ke dalam larutan pembangkit sampai kain terendam seluruhnya. Apabila sudah tidak terlihat lagi perubahan warna, maka kain diangkat, dicuci dan dikeringkan.
Teknik coletan biasanya dilakukan hanya pada motif-motif utama saja, untuk warna latar biasanya tetap menggunakan teknik celup.
Keunggulan dari teknik colet adalah
  • Warna yang dihasilkan dalam satu helai batik bisa bermacam-macam. 
  • Penggunakan warna relatif lebih hemat. 
  • Warna yang dihasilkan cerah. 
  • Bisa memilih mana batikan yang ingin dicolet dan mana yang tidak. 
  • Bisa menghemat air.
Kelemahan dari teknik ini adalah
  • membutuhkan waktu yang relatif lama tergantung berapa banyak motif yang ingin dicolet. 
  • Warna bisa mbleber ke motif lain. 
  • Warna tidak rata dan cenderung tidak terlalu kuat menempelnya pada kain. 
Teknik colet sering kita temui pada batik pesisiran yang memang memiliki ciri warna-warna yang cerah. Seperti batik Pekalongan, batik Gresik, batik Madura, batik Indramayu dan daerah-daerah lainnya.

Batik adalah salah satu cipta budaya tinggi bangsa Indonesia. Batik telah disahkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia, mengikuti wayang (2003) dan keris (2006) yang sudah lebih dulu diakui oleh UNESCO. Kita memiliki jenis batik yang sangat kaya. Secara garis besar, batik dikelompokkan menjadi 2 yakni Batik Keraton Jawa dan Batik Pantai Utara. Batik keraton Jawa pun ada dua macam, yaitu Batik Yogya dan Batik Solo.